Photo By: Arief Afandy Yusuf Jakarta, Indonesia |
Sore itu aku duduk seorang diri di tepi pantai,
memandang dunia yang terdiri dari waktu.
Memandang bagaimana ruang dan waktu bersekutu,
menjelmakan alam itu untuk mataku.
Di tepi pantai, di tepi bumi,
semesta adalah sapuan warna keemasan dan lautan adalah cairan logam
meski buih pada debur ombak yang menghempas itu tetap saja putih seperti kapas
dan langit tetap saja ungu dan angin tetap saja lembab dan basah,
dan pasir tetap saja hangat ketika kuusapkan kakiku ke dalamnya.
Kemudian tiba-tiba senja dan cahaya gemetar.
Keindahan berkutat melawan waktu dan aku tiba-tiba teringat padamu.
“barangkali senja ini bagus untukmu",
Maka kupotong senja itu sebelum terlambat,
kukerat pada empat sisi lantas kumasukkan ke dalam saku.
Dengan begitu keindahan itu bisa abadi
dan aku bisa memberikannya padamu.
No comments:
Post a Comment